PENYEBARAN PEMAHAMAN BUDAYA POSITIF

 

  1. Latar Belakang

Membangun budaya positif di sekolah tentunya menjadi tanggung jawab seluruh elemen yang ada di sekolah. Tahap awal untuk membangun budaya positif ini tentunya diawali dengan menyediakan lingkungan positif. Salah satu strategi yang perlu ditinjau Kembali adalah terkait tentang disiplin yang dijalankan di sekolah yang juga dimulai dari kelas oleh guru yang mengajar di kelas masing-masing. Selama ini di sekolah pemahaman tentang penegakan disiplin lebih dimaknai sebagai sikap untuk patuh terhadap aturan, sehingga penegakan kedisiplinan hanya bersifat satu arah.

Peran seluruh elemen yang ada di sekolah dalam membangun budaya positif tentunya sangat di perlukan. Sehingga penting bagi seluruh elemen sekolah untuk memahami tentang konsep budaya positif. Untuk itu pemahaman tentang budaya positif ini perlu di sosialisasikan secara menyeluruh.

  1. Tujuan

Aksi Nyata Budaya Positif ini bertujuan menumbuhkan Budaya Positif dalam diri setiap elemen di sekolah sehingga Budaya Positif terlihat dalam gambaran sikap dan perilaku seluruh elemen di sekolah.

  1. Linimasa Tindakan

Aksi Nyata Budaya Positif ini direncanakan dalam beberapa tahapan, antara lain:

  • Menyampaikan rencaa Aksi Nyata kepada kepala sekolah
  • Menyelenggarakan sosialisasi penyebaran Budaya Positif bagi guru dan tenaga kependidikan di sekolah.
  • Merencanakan untuk melaksanakan perumusan keyakinan kelas di seluruh kelas.
  • Memajang keyakinan kelas di seluruh kelas sesuai dengan kreatifitas murid
  • Mengajak seluruh warga sekolah untuk meyakini isi keyakinan kelas
  • Memfasilitasi diskusi mengenai penanganan Tindakan murid yang tidak sesuai dengan keyakinan kelas
  1. Deskripsi Aksi Nyata

Pada tanggal 01 September 2022, saya menyampaikan rencana Aksi Nyata saya sebagai pemenuhan tugas saya di program Pendidikan Guru Penggerak kepada kepala sekolah. Dalam kegiatan ini, kepala sekolah menyetujui rencana Sosialisasi Budaya Positif yang saya ajukan. Kepala sekolah memberikan arahan dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut serta mengarahkan saya untuk mengajak tim pengembang sekolah dalam kegiatan tersebut. Setelah itu, saya menyusun persiapan kegiatan sosialisasi penyebaran Budaya Positif, meliputi materi sosialisasi, dan mengundang kepala sekolah dan rekan guru, tata usaha dan juga mahasiswa PLP dari beberapa kampus yang melaksanakan Pratik di sekolah saya sebagai peserta.Sumber: koleksi pribadi penulis

Kegiatan sosialisasi Budaya Positif pelaksanaanya saya bagi menjadi 2 tahap karena di sekolah saya guru melaksanakan pembelajaran dengan sistem shift yaitu pada hari Selasa, 13 September 2022 dan 15 September 2022 yang dihadiri oleh kepala sekolah dan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Melalui sosialisasi Budaya Positif ini, diharapkan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dapat memahami dan memulai penerapan Budaya Positif sehingga sekolah menjadi tempat penyelenggaraan pendidikan. Peserta sosialisasi cukup antusias menyimak materi dan bersemangat untuk melaksanakan praktik menyusun keyakinan kelas dan restitusi.

Contoh Budaya Positif (Restitusi)

https://youtu.be/TmBiwy1EQR8

  1. Hasil dari Aksi Nyata

Rangkaian kegiatan Aksi Nyata yang dilakukan diharapkan menghasilkan tumbuhnya pemahaman pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah mengenai penerapan Budaya Positif dan mulai diterapkannya Budaya Positif di sekolah, khususnya terkait dalam penyusunan keyakinan kelas dan restitusi.

  1. Pembelajaran yang Didapat dari Aksi Nyata

Banyak hal yang saya peroleh  dari pelaksanaan Aksi Nyata. Salah satu pembelajaran yang paling penting adalah nilai kolaborasi seluruh elemen yang ada di sekolah. Dalam sekolah, tidak mungkin seorang individu dapat menjalankan perannya tanpa bantuan dan dukungan dari rekan dan warga sekolah lainnya tidak terkecuali juga murid di sekolah. Pembuatan keyakinan kelas dilaksanakan dengan melibatkan murid dalam penyusunannya.

  1. Rencana Perbaikan

Dalam pelaksanaan Aksi Nyata ini, tentunya belum sepenuhnya sempurna. Khususnya untuk penerapan di kelas oleh setiap guru masih ada beberapa hambatan. Namun dengan saling berkolaborasi tentunya akan dapat dilaksanakan secara maksimal.

 

Oleh: Eva DewiYulianti, S.Pd

Tanjungpinang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *